Butterfly Effect, Domino Effect, dan Karma

1. Butterfly Effect

“Kepak sayap kupu-kupu di sebuah tempat dapat mengakibatkan badai ditempat lain yang berjauhan.”

Pernyataan diatas dikenal sebagai Butterfly Effect dalam teori chaos. Sekilas mungkin terdengar tidak masuk diakal. Bagaimana bisa kepak sayap dari makhluk kecil seperti kupu-kupu dapat mengakibatkan badai. Tetapi pernyataan tersebut sering digunakan untuk menerangkan teori Chaos kepada orang awam. Dimana letak ke-logis-annya?

Sebuah usaha untuk me-logis-kan Butterfly Effect adalah dengan menerangkannya dengan apa yang disebut sebagai non-lokalitas penyebab. Konsep ini menyatakan bahwa setiap kejadian mempunyai penyebab yang tidak terhitung jumlahnya (infinite cause). Sebagai contoh, jika seseorang menemukan uang dijalan, maka hal tersebut disebabkan oleh antara lain: ada orang yang menjatuhkannya, dan karena ia (yang menemukan) mengambil jalan dimana orang tadi menjatuhkan uang tersebut. Lalu mengapa ada orang yang menjatuhkan uang? Penyebabnya akan menjadi tidak terhitung jika dilihat dari sudut pandang ini.

Dengan digunakannya konsep non-lokalitas penyebab, maka Butterfly Effect menjadi sedikit logis. Setidaknya, digunakannya kosep non-lokalitas tersebut mengimplikasikan bahwa ada penyebab-penyebab lain yang ikut berperan serta dalam menjadikan kepak sayap kupu-kupu menjadi badai. Tapi bagaimana kalau penulis menyatakan bahwa non-lokalitas penyebab tidak relevan dalam membahas Butterfly Effect, atau dengan kata lain, hanya karena kepak sayap kupu-kupu saja, tanpa adanya penyebab yang lain secara implisit ataupun eksplisit, yang menyebabkan badai dalam konteks Butterfly Effect? Logis kah? Penulis ini menjawab: logis!

Butterfly effect, yang dikemukakan oleh Edward Lorenz, sebenarnya adalah sebuah analogi untuk menerangkan suatu konsep dari teori Chaos, yang disebut dengan sensitifitas terhadap kondisi awal (sensitivity to initial condition). Konsep ini ditemukan oleh Lorenz, yang merupakan seorang meteorolog, ketika ia mencoba memodelkan cuaca. Secara teoritis, konsep ini dapat diterangkan sebagai berikut:

“… ketidakpastian sekecil apapun yang mungkin terdapat pada kondisi awal akan bertambah secara eksponensial seiring dengan waktu, dan pada akhirnya akan menjadi sangat besar sehingga pengetahuan akan kondisi dari suatu sistem menjadi tidak berguna.”

(Baranger, Michael: Chaos, Complexity, and Entropy)

2. Domino Effect





Setiap rencana atau rancangan, dalam bentuk apapun itu, pasti memiliki efek atau akibat yang menyertai keputusan dari rencana atau rancangan itu. Sehingga tak ada rencana atau rancangan yang tidak memiliki hasil. Semua memiliki hasil, baik negatif ataupun positif. Hanya, menunggu waktu dan tempat sajalah, dimana hasil tersebut akan terjadi dan tertulis dalam lintasan sejarah.

Efek Domino, menurut wikipedia, adalah sebuah metafora dari sebuah kejadian beruntun dan berkaitan akibat dua peristiwa atau lebih. Layaknya sebuah rangkaian domino yang diletakkan berjajar satu dengan yang lain, ketika satu dari rangkaian tersebut diganggu (dijatuhkan), mengakibatkan domino lainnya ikut terganggu (terjatuh). Seperti itulah efek domino.

Jadi, kalau mengikuti definisi Wikipedia di atas, maka efek domino identik dengan “Butterfly Effect” yang terkenal di dunia matematika dan geofisika untuk menjelaskan Theory Chaos dimana dimetaforkan sebuah kepakan sayap kupu-kupu yang mengepak lembut di suatu tempat di Benua Australia bisa menyebabkan munculnya badai dahsyat di Myanmar. Pada kenyataannya, baik Efek Domino, maupun Theory Domino menurut pakar politik militer, atau pun Butterfly Effect berkaitan dengan suatu perubahan kecil yang menjadi besar karena ada reaksi berantai yang berjalan menggelinding bagai bola salju, sampai akhirnya terjadi perubahan besar.

3. Karma






Secara bahasa karma berarti perbuatan, secara istilah karma berarti hasil atau akibat dari apa yang kita lakukan. Hukum karma adalah salah satu hukum mutlak yang ada di alam semesta ini. Hukum karma mengatur tentang sebab dan akibat dari apa yang kita perbuat, bersifat universal dan akan bekerja secara alami dan adil, sebab yang baik akan mengahasilkan hasil/akibat yang baik, sedangkan sebab yang buruk akan menghasilkan hasil/akibat yang buruk pula. Hal ini sangat berhubungan erat dengan Hukum Tarik Menarik : Hukum Universal ini menunjukkan bagaimana kita menciptakan sesuatu, peristiwa dan orang-orang yang datang ke dalam kehidupan kita. Pikiran, perasaan, kata-kata dan tindakan memproduksi energi yang, pada gilirannya akan menarik energi-energi yang serupa. Energi negatif menarik energi negatif dan energi positif menarik energi positif.

Mengapa dikatakan hukum yang mutlak, karena tidak ada satu mahlukpun yang bisa mencampuri atau merubah hukum ini sekehendak hatinya. Hukum karma diciptakan Tuhan untuk memberikan keadilan terhadap setiap mahluknya, dan agar mereka bisa belajar dari sikap/tingkah lakunya dan memahami arti-arti kehidupan.

Banyak diantara kita yang telah melupakan salah satu hukum mutlak ini, padahal ini adalah salah satu hukum yang seharusnya kita jadikan pedoman untuk bercermin terhadap perbuatan dan masa lalu kita. Agar kita bisa belajar dari apa telah kita perbuat, dan memperbaikinya lalu membuatnya menjadi jauh lebih baik. Apakah yang telah terjadi pada kita sekarang ? maka tanyakanlah Apakah yang telah kita sebabkan di masa lalu ?

Jenis Karma



1. Karma Negatif

Karma negatif (buruk) adalah karma/hal buruk yang didapatkan/dihasilkan karena perbuatan negatif. Karma ini bisa berlangsung dalam kurun waktu yang sangat lama ataupun sekejap, tergantung dari senegatif atau seburuk apa perbuatan yang kita lakukan sebelumnya.

2. Karma Positif

Karma positif (baik) adalah karma/hal baik yang didapatkan/dihasilkan karena perbuatan positif. Karma positif diperoleh selain disebabkan oleh perbuatan yang baik, juga ketika ada mahluk yang bisa memperbaiki karma negatifnya, baik itu secara langsung ataupun tidak langsung.

Pembersihan Karma

Be Grateful / Bersyukur

Maka nikmat Tuhan kamu manakah yang kamu dustakan?
Dalam Al Qur'an surat Ar Rahman, ayat ini diulang sampai 31 kali. Dengan bersyukur, hati kita akan menjadi damai.
Saya mempunyai quote favorit yang mungkin anda juga akan suka mendengarnya dan mulai belajar bersyukur :"Saat kamu menghirup nafas detik ini, ada seseorang lain di luar sana yang menghembuskannya untuk yang terakhir kali. Jadi berhentilah mengeluh dan syukuri apa yang telah kamu dapatkan sampai hari ini."

Act with Love / Lakukan dengan Cinta (Bertindaklah dengan Penuh Kasih)

Cinta atau kasih yang saya maksud disini bukanlah sebatas cinta kepada pasangan, teman dan keluarga, tapi cinta yang tanpa pamrih / tak bersyarat yang bersumber dari kesadaran bahwa kita semua adalah satu. Cinta kepada semua makhluk ciptaan Tuhan. Ini akan menyadarkan kita bahwa jika kita menyakiti orang lain (tapi lebih tepat jika kata 'orang' diganti dengan 'makhluk ciptaan Tuhan'), berarti kita menyakiti diri kita sendiri. Dan jika kita berbuat baik kepada orang lain, berarti kita telah berbuat baik kepada diri kita sendiri.

Kasih, mengapa harus dengan kasih? Karena kasih adalah kunci kemuliaan, kasih adalah memberi. Bertindaklah dengan penuh kasih maksudnya bertindaklah dengan penuh kemuliaan dengan memberikan apapun yang dapat membuat orang-orang lain ataupun mahluk-mahluk lain menjadi bahagia, tanpa mengharapkan dibalas kembali kepada anda. Memberikan sesuatu, apapun yang berarti bagi mereka, besar kecilnya, sedikit banyaknya pemberian anda, maka itu pasti akan mempengaruhi mereka dalam hal kebaikan. Ini bisa menjadi akselerasi/percepatan dalam membersihkan karma yang negatif, dan akan lebih mudah menghasilkan karma yang positif. Dengan membiasakan tindakan seperti ini maka anda akan terbiasa melakukan hal-hal yang mulia, setiap saat.

Check Your Motives / Periksa Motif Anda

Adalah penting untuk selalu memeriksa motif dari semua hal yang anda lakukan. Pastikan motif dari semua hal yang anda lakukan adalah Cinta, Love. Cinta tanpa syarat, pure unconditional love. Cinta adalah musuh abadi ego. Menurut Sigmund Freud, ego adalah nafsu untuk memenuhi nafsu. Nafsu lebih mengedepankan ke-aku-an. Jadi, jika semua hal yang anda lakukan masih berdasarkan kepentingan pribadi untuk tujuan keuntungan diri sendiri tanpa menghargai orang lain, anda belum mengaplikasikan cinta dalam motif anda.

Watch Your Attitude / Perhatikan Sikap Anda

Menjaga sikap untuk selalu berkata, bertingkah laku baik. Jadikan cinta dan iklas sebagai dasarnya. Sikap disini juga berarti anda harus berprasangka baik kepada orang lain dan kepada Tuhan.

Forgive / Memaafkan

Anda harus memaafkan diri anda. Mungkin selama ini anda menyimpan perasaan sedih, kecewa kepada diri sendiri atas suatu hal yang telah terjadi, atau suatu hal yang belum atau tidak bisa anda capai. Maafkanlah diri anda. Biarkan semua rasa itu hilang dan berganti menjadi rasa syukur.

Anda juga harus memaafkan orang lain. Jika anda masih menyimpan rasa benci, sakit hati, marah, dendam kepada orang lain, anda harus mulai melepaskannya sekarang. Cobalah memandang semua itu dari sisi yang berbeda, bahwa apa yang telah mereka lakukan sebenarnya adalah pelajaran untuk membuat kita menjadi lebih kuat dan bijak.

Comments

Popular posts from this blog

Facts and Myths about Fasting.

Pengalaman Pake Behel Lepas Pasang